Rabu, 30 April 2014

LOVE GHOST 2

LOVE GHOSt   2
Angin sepoi menggoyangkan rerumputan liar dipadang bukit desa yang menjulang. Di sebuah rumah dipinggir Desa, tercium aroma hangus bau mayat dibakar. Gonggongan anjing terdengar seperti yang biasa mereka lakukan bila hari beranjak malam. Seseorang terbaring lemah di ruangan identik interior gaya kamar tradisional jepang. Di samping tempat tidur futon, duduk lelaki paruh baya merawat si pemuda menggunakan tonik obat tradisional. Sedangkan di atas atap ruang nampak hantu Onryou berterbangan gelisah tak kasat mata. Beberapa menit kemudian pemuda itu sadar, “Lee Xian, kau tidak apa apa? Sakit? Kau pingsan sejak tadi.”
“Hmm... Ya. Hanya sedikit kelelahan.”
 “Ya... aku bisa mengerti keadaan mu, tapi... bagaimana pun juga, berlari ditengah upacara pembakaran mayat itu tidak baik. Baiklah, istirahatlah saja. Aku sangat berhutang budi padamu, karena kau telah menemukan jasad anakku.” Jawab lelaki tua itu sembari berdiri melangkah menuju pintu layar kertas (shoji).
Onryou begitu gembira melihat Lee Xian sadar, berbagai pertanyaan terlontar dalam benaknya. Rupanya, sambaran petir dari kejaran utusan Neraka yang salah sasaran hanya membuatnya tersengat dan jatuh pingsan.
Di pagi yang cerah, Lee Xian berpamitan pulang, ia ingin menyelesaikan khasus terbunuhnya hantu Onryou. Perjalanan panjang akhirnya berhenti pada sebuah rumah berlantai kayu yang terletak di dekat pusat kota. Dirumah yang tidak begitu megah, wanita cantik berkulit putih bermata hitam dan berambut sebahu menyambut kedatangan Lee Xian, namanya Yuki, pelayan satu-satunya Lee Xian. Hantu Onryou yang selalu mengikuti Lee Xian menatapnya sinis dengan iri.
Beberapa usaha penyelidikan Lee Xian lakukan bersama pelayannya Yuki, akan tetapi tidak ada hasil yang ditemukan, hanya beberapa berkas-berkas mengarah pada kelompok G. Namun tidak ada bukti yang mengisyaratkan pelaku pembunuhan hantu Onryou. Kisah cinta pelik terjadi antara Hantu Onryou dan Lee Xian, kecemburuan terlihat jelas ketika hantu Onryou melihat Lee Xian begitu dekat dengan pelayannya Yuki.
“Aku tidak suka kau dekat dengannya. Usir dia.!! Atau paling tidak, hilangkan dia dari pandanganku.”
“Apa? Kau pikir bagaimana jadinya kalau tidak ada dia? Kita tidak bisa menemukan bukti sejauh ini. Dan kau..!! Kau hanya bisa mengomel dengan marah-marah tidak melakukan apapun. Memangnya apa yang bisa hantu lakukan?  Apa mau dikata, hantu tidak seharusnya bekerja bersama manusia. Aku melakukan ini juga untukmu, jadi tak seharusnya kau berkata begitu pada Yuki.” Kemarahan memuncak kala itu juga, cucuran air mata mengalir dipelupuk hantu Onryou.
“Kau... tak usah membantuku menemukan pelaku pembunuhanku. Aku tidak butuh! Baiknya aku pergi dari hadapanmu, karena aku hanya menyusahkanmu.” Kata hantu Onryou yang kemudian pergi menghilang.
Sejak pertengkaran itu, hantu Onryou sama sekali tidak pernah terlihat. Begitu pula dengan Lee Xian, ia tidak menyelidiki khasus kematian hantu Onryou lagi.
                                                                                          ***
Tempat penginapan penuh Geisha yang menjajakan tubuhnya, satu pengunjung yang terlihat mencolok berjalan sempoyongan dipapah seorang Geisha menuju salah satu kamar terbaik. Angin malam menembus dinding merasuk menusuk kalbu, membekukan tulang-tulang rusuk dan membuat bulu kudu berdiri. Rasa merinding menjalar pada kulit, sepanjang jalan menuju kamar diterangi cahaya temaram obor. Sesosok gadis  sekelebat terlihat didepan mereka berdua, tangannya mencengkeram sebilah pisau hendak ingin membunuh. Tercekat akan keterkejutan, Gheisa yang memapahnya tumbang seketika. Sedangkan pengunjung tua yang masih terbawa bius alkohol hanya meracau tidak karuan sambil mengumpat. Sebilah pisau tajam siap menerkam dari udara kosong mengarah padanya, Si pemabuk tua berlari sempoyongan menghindari tebasan pisau. Na’as tidak ada jalan untuk lari, dia terjepit merapat di ujung dinding, gadis itu tersenyum sinis. Lalu tebasan pisau tak bisa dihindari, tubuhnya tercabik-cabik, kepalanya terputus dari leher menggelinding di lantai. Darahnya muncrat dimana-mana tangannya terpotong menjadi lima, kaki kanannya sudah tidak berbentuk. Gadis pembunuh itu pergi meninggalkan penginapan, berlari ke dalam gelapnya malam. Tanpa ia sadari, tubuhnya telah dikendalikan hantu Onryou.
                                                                                          ***
Dua kasus pembunuhan mutilasi terjadi dengan korban Klan G dilaporkan pada Jaksa Negara Lee Xian. Satu korban pembunuhan terjadi di sebuah penginapan terkenal, sedangkan satu lainya terbunuh dengan tubuh menggantung di gerbang masuk rumah keluarga G. Penyelidikan yang panjang membawanya bertemu lagi dengan hantu Onryou, pelaku pembunuhan. Di bawah sinar rembulan, Lee xian berjalan sendirian menyusuri hutan tempat dia pertama kali bertemu dengan Onryou, di tempat itu pula ia bertemu lagi dengan Onryou. Tatapan pandangan sayu dan rindu terpancar pada dua insan berbeda dunia, cinta yang tidak bisa diungkapkan.
“Kenapa kau melakukannya? Tidak seharusnya kau melakukannya... pembunuhan itu. Awalnya mereka mengira ayahmu pembunuhnya, karena selama ini yang memiliki konflik dengan kelompok G adalah keluargamu. Tapi kesaksian seorang Geisha yang berada pada tempat kejadian dan beberapa hal aneh mengenai pembunuhan menyadarkan aku akan pembunuh yang sebenarnya. Kau... Bukan begitu? Aku telah menemukan bukti bahwa kau telah merasuki tubuh seorang gadis desa.” ucap Lee Xian memulai percakapan.
“Kau sungguh tidak mengerti!! Malam itu, usai upacara pemujaan dikuil, hanya tinggal aku dan pengawal setiaku  berdiri menyembah memuja dewi putih. Ketika pengawalku membisikkan kata-kata pemberkatan kaum Hidden, terdengar decit langkah pada nightingale floor. Dua wajah berpakaian ninja serba hitam dengan bandul kalung G dilehernya melangkah pelan menikam pengawalku dari belakang. Aku yang shock berlari tanpa tujuan menghindari mereka. Tidak kusadari aku telah berlari menjauh dari desa, menuju hutan rimba belakang bukit desa. Sulit dipahami, dan masih saja aku belum memahaminya saat aku masih berdiri membeku didekat sungai. Aku sadar orang orang Klan G pasti bisa mengejarku. Tatapan mereka membuat aku lemah, mereka tidak memiliki belas kasih. Mereka telah dirasuki oleh kematian setelah mereka berani membunuh orang didalam kuil. Dikejauhan aku mendengar langkah kuda dengan jelas dan tajam. Aku pasrah karena tidak bisa berkutik, malam itu juga kesucianku hilang dan aku terbunuh di bawah pohon besar dekat sungai. Tidak salah, jika aku membunuh mereka, kau tahu? Aku melakukan berbagai cara untuk mengingat kejadian terbunuhnya diriku. Aku berhasil mengingat ingatanku yang hilang, wajar jika aku balas dendam.”
“Maaf... maafkankan aku.” Ungkap Lee Xian. Akirnya perselisihan antara mereka berdua dapat terselesaikan. Rasa bersalah bercampur cinta terjadi antara dua insan berbeda alam ini. Tidak lama mereka melepas rasa rindu dan bersuka cita karena cinta, utusan dari neraka datang menjemput Onryou. Namun kali ini Onryou sama sekali tidak melawan, awan mendung menyelimuti bulan purnama. Di kala tragedi cinta terjadi, perpisahan yang amat menyakitkan antara mereka bverdua.
“Selamat tinggal Lee.. Jika kita memang berjodoh, kita akan bertemu di kehidupan selanjutnya. Aku mencintaimu.” Bersamaan dengan kata kata Onryou, tubuhnya perlahan menghilang menjadi kepulan asap. Linangan air mata menetes melewati pelupuk mata Lee Xian.

Begitulah kisah antara mkhluk dua alam yang berakhir tragedi cinta. Tuhan menciptakan manusia dengan hidup, mati dan jodoh yang sudah ditakdirkan. Pola kehidupan dan tindakan kita yang akan membawa kita pada nasib hidup berbeda-beda. Tali benang merah sudah terikat sejak kita diciptakan di dunia.